Saturday, September 28, 2013

Ekosistem

  1. KOMPONEN DAN MACAM EKOSISTEM

Perhatikan lingkungan disekitarmu. Ada tanah tempat kamu berpijak, udara yang kamu hirup, dan air yang kamu minum. Kamu juga tak pernah sendiri. Ada manusia lainnya, hewan, tumbuhan, ataupun organisme yang berukuran renik, seperti bakteri. Berbagai organisme ini bukan hanya bersama-sama tetapi  juga salaing berinterasksi. Berberapa jenis hewan memakan tumbuhan sebagai sumber nutrisi, sedang jenis hewan lainnya menggunakan tumbuhan sebagai tempat tinggalnya. Beberapa jenis tumbuhan juga bergantung pada hewan polinator untuk proses reproduksinya. Baik hewan mapun tumbuhan membutuhkan air dan udara. Namun, tumbuhan juga berjasa menyediakan oksigen bagi lingkungan melalui proses fotosintesis. Inilah yang disebut ekosistem. Ekosistem adalah sistem alam yang dibentuk dari interaksi antarmaklhluk hidup dan interaksi antara makhluk hidup dengan faktor lingkungannya pada suatu kawasan tertentu.

Istilah ekosistem pertama kali dikenalkan oleh Tansley (1935) yang mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara makhluk hidup (tumbuhan, hewan, manusia dan mikroorganisme) dengan faktor lingkungan (cahaya, udara, air, tanah dan sebagainya) di alam, sebenarnya membantuk suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan. Ilmu yang mempelajari mengenai ekosistem adalah ekologi. Istilah ekologi pada mulanya dicetuskan oleh seorang pakar biologi Jerman, yaitu Erns Haekel, pada tahun 1866. Ekologi beradsal dari bahasa Yunani, yaitu Oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi bisa diartikan sebagai ilmu kerumahtanggaan. Pengertian ekologi kemudian berkembang menjadi ilmu yang mempelajari interaksi antarmakhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungan. Untuk bisa memahami konsep ekosistem, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu  komponen-komponen yang menyususn ekosistem.

Gambar 1.1 Tundra merupakan salah satu macam ekosistem yang juga dipelajari dalam ilmu ekologi.

A.    KOMPONEN EKOSISTEM

Perhatikan lapangan rumput, kebun kolam ikan, atau sawah yang ada disekitarmu. Dapatkah kamu sebutkan apa saja yang ada di tempat-tempat tersebut ? Lapangan rumut, saja yang ada ditempat-tempat tersebut ? Lapangan rumut, kebun, kolam ikan ataupun sawah tentu saja mempunyai komponen-komponen yang menyusunnya. Lapangan rumput misalnya tersusun atas rumput, belalang, capung, dan tumbuhan herba. Di lapangan rumput tentu bukan hanya ada makhluk hidup, tetapi juga ada komponen non makhluk hidup, atau disebut faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang ada di lapangan rumput antara lain tanah, cahaya, dan udara. Komponen-komponen pada lapangan rumput ini kemudian akan saling berinteraksi sehingga terbentuklah suatu sistem yang apabila salah satu komponennya terganggu maka sistem ini pun cepat atau lambat akan terpengaruh juga. Istemi ini disebut dengan ekosistem yang tersusun atas makhluk hidup atau disebut dengan komponen biotik dan faktor lingkungan atau disebut dengan komponen abiotik. Komponen biotik misalnya, pohon, rumput, tikus, cacing tanah, semut, dan jamur, Komponen abiotik misalnya air, cahaya matahari, dan hujan. 

 Gambar 1.2 Ekosistem tersusun atas komponen biotik dan abiotik. 

1.    Komponen Biotik

Setiap makhluk hidup membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut dengan habitat. Semut misalnya, mempunyai habitat di tahan. Namun, selain semut, tanah juga merupakan habitat bagi cacing tanah dan makhluk hidup lainnya. Perhatikan lagi Gambar 1.2, Kamu akan melihat bahwa pada habibat tanah bisa terdapat beragam makhluk hidup. Suatu habitat tidak dapat tersusun atas makhluk hidup sejenis tapi juga makhluk hidup berbeda jenis. Demikian juga dengan menyusun ekosistem mencakup seluruh makhluk hidup, baik yang sejenis maupun berbeda jenis, yang hidup di tempat tertentu. Dengan demikian, pada suatu ekosistem, setiap makhluk hidup merupakan komponen biotik bagi makhluk hidup lainnya.
Komponen biotik pada ekosistem sawah misalnya, bisa mencakup mikroorganisme, padi, belalng, manusia, jamur, ganggang, lumut, dan tumbuhan paku. Setiap komponen biotik mempunyai pola interaksinya sendiri. Misalnya untuk memperoleh nutrisi dan energi, jamur berinteraksi dengan padi dengan cara memparasitinya, sedang belalgn dengan cara memakan daun padi. Komponen biotik dalam ekosistem tidak dipelajari secara individual, tetapi dalam satuan populasi dan komunitas. Dapatkah kamu membedakan individu dengan populasi dan komunitas ? Pelajari bagian ini supaya kamu dapat mengetahuinya.
a.    Populasi

Dapatkah kamu memilih antara sekumpulan gajah di Taman Nasional Way Kambas dengan sekumpulan burung beraneka jenis di Taman burung TMII, manakah yang termasuk populasi? Populasi tidak terdiri dari satu makhluk hidup atau individu, tetapi atas sekumpulan makhluk hidup yang menempati suatu kawasan tertentu. Namun, sekumpulan makhluk hidup ini hanya diesbut populasi jika memiliki jenis yang sama  atau satu spesies. Makhluk hidup disebut satu jenis atau spesies jika mampu untuk berbiak silang dan menurunkan anak yang fertil.

Gambar 1.3 Pada kolam terdapat populasi ganggang, ikan, dan lainnya.

Sebagai contoh populasi, perhatikanlah sebuah kolam ikan yang dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup, seperti ganggang, lumut, serangga air, lele, ikan mas, dan lainnya. Jika setiap jenis makhluk hidup ini jumlahnya lebih dari satu, maka pada kolam ikan akan terbentuk populasi ganggang, pupulasi lumut, populasi serangga air, dan seterusnya.

b.    Komunitas

populasi-populasi makhluk hidup, yang ada pada suatu temapt tidak berdiri sendiri begitu saja. Tetapi salaing berinteraksi. Pada sebuah kolam ikan misalnya, populasi ganggang akan berinteraksi dengan populasi ikan berukuran kecil. Interaksi antara ganggang dengan ikan berukuran kecil berlangsung melalui proses makan. Interaksi antar populasi  pada suatu area ini membentuk komunitas. Komunitas tidak harus meliputi kawasan yang luas dengan tumbuhan dan hewan yang beragam. Tempurung kelapa yang udah berisi air hujan lebih dari seminggu dapat menjadi suatu komunitas yang tersusu atas bakteri, jamur, dan protozoa. Untuk lebih memahami dalam komunitas, perhatikan gambar 1.4.
Gambar 1.4 Struktur komunitas tersusun atas interaksi antarpopulasi organisme yang menyusunnya.
Untuk lebih memahami mengenai populasi dan komunitas lakukan kegiatan 1.1

KEGIATAN 1.1
Mengamatai Populasi dan Komunitas
Tjuan : mengamati populasi dan komunitas ikan.
Cara Kerja :
1.    Amatilah dua kolam ikan yang berbeda
2.    Catat organisme yang ditemui pada masing-masing kolam.
3.    Hitung dan catat jumlah organisme berjenis sama yang ditemui pada masing-masing kolam.
4.    Perhatikanlah berbagai bentuk interaksi antar populasi makhluk hidup yang berbeda jenis.
5.    Catat hasil pemangatan pada tabel berikut

Tabel 1.1 Tabel pengamatan ekosistem
Pertanyaan :
1. Apakah ada jenis makhluk hidup di kolam A yang juga ada di kolam B? Sebutkan jenisnya !
2. Apakah makhluk hidup sejenis di kolam A dan B merupaakn satu populasi ? Mengapa ?
3. Jelaskan interaksi-interaksi apa saja yang teramati dan mungkin terjadi antar makhluk hidup di setiap kolam.

2.    Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan aspek tak hidup yang ada dalam ekosistem. Adapun beberapa komponen abiotik yang menyusun ekosistem sebagai berikut :

a. Cahaya
Matahari merupakan sumber energi yang ada di muka bumi ini. Cahaya matahari yang sampai ke bumi sangat diperlukan oleh makhluk hidup. Hanya tumbuhan dan organisme fotosintesis saja yang memanfaatkan cahaya matahari secara langsung untuk kehidupannya.

b. Udara
Udara di sekelilingmu terdiri atas berbagai macam gas, yaitu nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan gas – gas lainnya. Oksigen dibutuhkan oleh banyak makhluk hidup untuk bernapas, walaupun oksigen hanya menyusun 21% dari komposisi udara. Karbon dioksida dalam udara dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Udara yang bergerak atau biasa disebut angin juga berperan penting dalam kehidupan beberapa tumbuhan. Angin dapat membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji.

c. Air
apa yang akan terjadi jika kamu tidak minum sehari? Kamu pasti akan merasa sangat kehausan. Demikian juga pada pohon yang lama tidak terguyur hujan, daun-daunnya akan layu dan berguguran. Air sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup baik yang berhabitat di darat maupun perairan Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Di alam, air tidak selalu tersedia dalam bentuk cair. Ada air dalam bentuk kristal es, es, dan uap air. Lihat gambar 1.6.

 Gambar 1.6 Air memiliki 3(tiga) wujud yaitu wujud padat, cair dan gas.


d. Batu dan tanah
Tanah merupakan tempat bagi beragam makhluk hidup mulai dari yang berukuran renik, seperti bakteri dan protozoa, hingga yang berukuran besar, seperti gajah. Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebagkan oleh kondisi iklim atau lumut. Komposisi tanah juga diperkaya dengan humus yang merupakan hasil penguraian materi organik dari sisa-sisa tubuh hewan atau tumbuhan yang mati. Keberadaan humus dapat menyuburkan tanah. Tanah yang subur diperlukan oleh tumbuhan untuk dapat tumbuh dengan baik.
  
e. Suhu
Apa yang terjadi ketika kamu kedinginan?. Badanmu akan menggil sebagai upaya untuk melawan rasa dingin. Menggigil akan membuat badanmu bergerak sehingga menimbulkna panas yang akan menghangatkan tubuh. Suhu lingkungan merupakan faktor penting bagi makhluk hidup. Setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan beradaptasi terhadai suatu rentang suhu tertentu. Suhu merupakan sektor penting dalam proses metabolisme makhluk hidup, contohnya pada manusia, suhu tubuh optimal untuk metabolisme tubuh adalah 37oC. Jika suhu tubuh manusia turun di bawah 34oC  maka akan menderita hipotermia, akan tetapi jika suhu tubuh manusia naik hingga diatas 40oC maka akan menderita hipertermia. Baik hipotermia maupun hipertermia dapat menyebabkan kematian. Oleh karenanya, untuk dapat menjaga suhu tubuh tetap stabil, manusia tidak bisa berada di lingkungan dengan suhu ekstrim dingin atau panas tanpa perlindungan.

f. Topografi
Topografi adalah keadaan tinggi atau rendahnyapermukaan bumi pada suatu tempat. Semakin tinggi suatu temapt, maka suhu lingkungannya akan semakin rendah. Keadaan ini tentu saja akan memengaruhi penyebaran makhluk hidup karena tidak semua makhluk hidup dapat bertahan pada suhu rendah. Bagaimanapun juga ada makhluk hidup yang hanya bisa hidup pada daerah dengan suhu lingkungan yang rendah, misalnya bunga edelweiss. (Leontopodium alpinum) Gambar 1.7.
Gambar 1.7 Bunga Edelweiss hidup dipuncak gunung dengan suhu lingkungan rendah.
Bagaimana komponen abiotik ekosistem ini dapat diukur secara detail pengukuran dibutuhkan untuk megnetahui apakah lingkungan dalam kondisi optimum bagi organisme di dalamnya atau tidak. Berbagai alat yang biasa digunakan untuk mengukur komponen abiotik bisa dibaca pada tabel 1.2

Tabel 1.2 Komponen abiotik beserta alat ukurnya.
KEGIATAN 1.2
Mengamati Komponen-komponen Ekosistem kolam

Cara kerja
1.    Pergilah ke kebun yang ada di sekitar sekolah atau rumahmu. Kamu juga bisa pergi ke kolam yang ada di lingkungan sekitarmu.
2.    Tentukan ekosistem yang ingin kamu amati.
3.    Amatilah komponen-komponen ekosistem yang ada, kemudian catatlah.
4.    Catat hasil pengamtanmu pada tabel pengamatan.

Tabel 1.3 Hasil pengamatan komponen penyusun ekosistem
Pertanyaan :
1. Jelaskan interaksi yang terjadi antar komponen biotik.
2. Jelaskan interaksi yang terjadi antara komponen biotik dengan abiotik.
3. Apakah interaksi terjadi pada setiap komponen yang dimati? Mengapa demikian?

a.    Komensalisme

Komensalisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari dua spesies yang berbeda, yang mana hanya satu organisme saja memperoleh keuntungan sedangkan yang lainnya tidak terpengaruh. Hubungan antara ikan remora dengan ikan hiu merupakan contoh komensalisme. Ikan remora menempel dapat berpindah tempat dengan cepat. Ikan remora juga mendapatkan keuntungan lainnya, yaitu memperoleh makanan dari sisa-sisa makanan ikan hiu. Ikan hiu sendiri tidak diuntungkan dan tidak juga dirugikan dari keberadaan ikan remora. Contoh komensalisme lainnya adalah tanaman anggrek yang tumbuh secara epifit pada batang pohon.

b.    Alelopati

Alelopati adalah hubungan atau interaksi antarorganisme, yang mana keberadaan satu organisme dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan organisme lainnya melalui pelepasan toksin atau racun. Beberapa jenis fungi dapat menghasilkan toksin berupa antibiotik yang menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik ditemukan oleh Alexander Fleming, yang meneliti bahwa bakteri tidak tumbuh di sekitar Penicillium chrysogenum. Beberapa jenis tanaman juga menyekresi zat yang menghambat pertumbuhan tanaman jensi lainnya. Tanaman pinus misalnya, menyekresi zat yang menyebabkan tanah di sekitarnya menjadi terlalu asam untuk pertumbuhan tanaman jenis lainnya.

c.    Predasi

Hubungan atau interaksi antarorganisme yang mana satu organisme memakan organisme lainnya disebut dengan predasi. Organisme yang memakan disebut dengan predator, sedangkan organisme yang dimakan disebut dengan mangsa. Pada umumnya hubungan makanan dan dimakan ini berlangsung antara spesies yang berbeda, meskipun demikian beberapa hewan memangsa sesama jenisnya (kanibalisme). Hubungan predasi tidak hanya sebatas antarhewan saja, tetapi juga antara hewan (herbivora) dengan tumbuhan, dan antara tumbuhan predator dengan hewan mangsanya. Contoh hubungan predasi, yaitu pada singa dengan zebra, kuda dengan rumput, dan ular dengan tikus.

Hubungan predator – mangsa sering memengaruhi kelimpahannya terlihat sama. Perhatikanlah Gambar 1.14 yang menunjukkan hubungan kelimpahan predator-mangsa. Ketika populasi mangsa meningkat maka tersedia makanan yang lebih banyak untuk predator, sehingga populasi predator meningkat. Peningkatan populasi predator yang memakan mangsa menyebabkan penurunan populasi mangsa. Jumlah mangsa yang semakin sedikit menyebabkan jumlah makanan untuk predator semakin berkurang, sehingga populasi predator pun menurun.

d.    Kompetisi

Adanya persaingan untuk mendapatkan sumber yang terbatas menyebabkan terjadinya hubungan atau interaksi dalam bentuk kompetisi. Sumber terbatas yang diperebutkan pada kompetisi bisa berupa makanan, pasangan hidup, dan wilayah kekuasaan, kompetisi dapat terjadi antarindividu dari spesies yang sama, yaitu kompetisi intraspesifik. Kompetisi juga terjadi antarindividu dari dua spesies yang berbeda, yaitu kompetisi interspesifik. Contoh kompetisi intraspesifik, yaitu persaingan antartumbuhan Sorghastrum nutans dalam mendapatkan nitrogen, sedangkan contoh kompetisi interspesifik, yaitu persaingan antara kuda dan sapi dala memperoleh rumput di ladang penggembalaan yang sama. Kompetisi bisa terjadi ketika organisme memperebutkan relung (niche). Relung mencerminkan kondisi lingkungan yangdidukung oleh faktor –faktor untuk pertumbuhan, kebertahanan hidup, dan reproduksi suatu spesies. Dua spesies yang berbeda dengan relung yang identik tidak bisa hidup berdampingan.

Kompetisi akan terjadi antara dua spesies berbeda dengan relung yang sama. Hasil dari kompetisi tidak selalu seimbang bagi kedua organisme yang bersaing (kompetitor). Spesies yang berkompetisi dengan lebih efektif akan mempunyai kemampuan hidup yang lebih baik dibandingkan kompetitornya. Kompetisi juga tidak selalu berarti persaingan antartumbuhan dalam mendapatkan air dan nutrisi melalui akarnya.

e.    Parasitisme
 

Parasitisme adalah hubungan antarorganisme berbeda spesies, yang mana satu jenis organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan organisme lainnya (inang) dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang ditumpanginya. Parasit memperoleh keuntungan dari kehidupan inangnya. Organisme parasit yang beradaptasi dengan baik akan menyebabkan kerusakan kecil pada inangnya, sehingga inang akan tetap tumbuh sehat dan tetap menyediakan makanan serta habitat bagi organisme parasit. Cacing pita merupakan organisme yang hidup secara parasit. Cacing pita hidup dengan cara menempel pada alat pencernaan inangnya, kemudian menyerap makanan yang dicerna oleh inangnya.

Organisme parasit yang tidak beradaptasi dengan baik akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi iangnya. Ketidaknyamanan bisa dalam bentuk iritasi akibat gigitan atau rasa gatal. Kutu rambut misalnya, gigitannya dapat menimbulkan rasa gatal di kepala sehingga inangnya (manusia) menjadi merasa tidak nyaman. Beberapa parasit dapat menimbulkan penyakit dan membunuh inangnya. Organisme parasit yang menyebabkan sakit pada inangnya disebut dengan patogen.

1.    Interaksi antara Komponen Biotik dengan Komponen Abiotik

Interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik terjadi karena komponen biotik dalam suatu ekosistem akan dipengaruhi oleh kondisi komponen abiotiknya. Kehidupan organisme yang berada di darat dan perairan tidak lepas dari pengaruh komponen-komponen abiotik yang menyusun ekosistem karena setiap jenis organisme di bumi ini membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai. Kondisi lingkungan yang dibutuhkan ini dapat berbeda pada jenis organisme yang berbeda. Ada organisme yang membutuhkan cahaya langsung untuk kehidupannya, tetapi ada juga yang hanya bisa bertahan hidup bila tidak terkena cahaya langsung. Organisme lainnya, seperti rumput, hidup pada habitat yang lembap, sedangkan kaktus hidup pada wilayah yang kering seperti gurun.

Kemampuan hidup organisme pada kondisi lingkungan tertentu disebut dengan rentang toleransi. Setiap populasi dalam ekosistem mempunyai rentang toleransi yang berbeda terhadap variasi kondisi lingkungan. Hukum toleransi menyatakan bahwa keberadaan, kelimpahan, dan penyebaran spesies tertentu dalam suatu ekosistem ditentukan oleh satu atau lebih faktor fisik dan kimia lingkungan yang masih bisa ditoleransi oleh spesies tersebut. Oleh karenanya, setiap spesies dalam ekosistem mempunyai batas toleransi, yaitu batas minimum dan maksimum kondisi fisik dan kimia lingkungan untuk bertahan hidup.

Ada kalanya suatu populasi dalam ekosistem sangat dipengaruhi oleh satu jenis komponen abiotik atau faktor pembatas. Jika jumlah faktor pembatas terlalu banyak ataupun sedikit maka pertumbuhan populasi akan terhambat, walaupun komponen-komponen abiotik lainnya berada dalam jumlah yang optimal untuk pertumbuhan populasi tersebut. Curah hujan merupakan contoh komponen abiotik bertindak sebagai faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Curah hujan yang rendah di daerah gurun, menyebabkan pertumbuhan tanaman di gurun menjadi terbatas. Contoh faktor pembatas lainnya adalah kandungan fosfor pada tanah bagi pertumbuhan jagung. Jika tanah terlalu banyak mengandung fosfor, maka pertumbuhan tanaman jagung akan terhambat. Walaupun nutrisi tanah lainnya seperti nitrogen dan kalium, berada dalam jumlah yang optimal untuk pertumbuhan jagung.

Organisme pada ekosistem akuatik juga mempunyai faktor pembatas, yaitu suhu, cahaya matahari, oksigen terlarut, dan nutrisi. Faktor pembatas lainnya adalah salinitas, yaitu jumlah mineral anorganik atau garam yang terlarut pada air. Air laut mempunyai kandungan garam sekitar 3,4%. Jika kandungan garam meningkat hingga 6%, maka seluruh organisme laut kecuali beberapa bakteri Archaebacteria akan mati.

Komponen abiotik pun bisa dipengaruhi oleh keadaan komponen biotik yang menyusun ekosistem. Tanah, misalnya, kesuburannya akan dipengaruhi oleh adanya mikroorganisme pengurai yang menguraikan berbagai materi organik menjadi nutrisi anorganik. Kesuburan tanah juga akan meningkat karena keberadaan cacing tanah. Oksigen terlarut di perairan juga dipengaruhi oleh keadaan organisme di perairan tersebut. Jika jumlah organisme yang menggunakan oksigen terlarut di perairan meningkat, maka kadar oksigen terlarut di perairan akan menurun.

Masih ingatkah kamu dengan eutrofikasi? Eutrofikasi perairan merupakan contoh bagaimana komponen biotik dengan abiotik saling memengaruhi, ketika suatu sungai atau danau menerima masukan nutrisi, seperti natrium, kalium, dan fosfor, dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya, maka pertumbuhan ganggang di perairan tersebut akan meningkat. Namun, peningkatan jumlah ganggang ini akan memengaruhi kadar oksigen terlarut di perairan.

    MACAM – MACAM EKOSISTEM

Pernahkan kamu berkunjung ke pantai pasir atau sawah? Apakah kamu memperhatikan organisme yang terdapat di pantai pasir dan sawah? Pantai pasir memiliki keragaman organisme yang berbeda dengan sawah. Di pantai pasir dapat dijumpai pohon kelapa dan terna, sedangkan di sawah dapat dijumpai padi dan rumput. Kondisi fisik dan kimia lingkungan di pantai pasir dan sawah juga berbeda. Pantai pasir dan sawah merupakan dua jenis ekosistem yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa bumi tidak hanya tersusun dari satu jenis ekosistem, melainkan dari banyak jenis ekosistem. Setiap macam ekosistem mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Apa saja ekosistem yang ada di bumi ini ? ekosistem secara garis besar dapat dibagi menjadi ekosistem darat dan ekosistem akuatik. Selain itu, juga terdapat ekosistem buatan yang diciptakan manusia.

1.    Ekosistem Darat

Perubahan iklim mempengaruhi tipe vegetasi atau tumbuhan yang dominan di ekosistem darat. Ekosistem darat dalam skala luas yang  memiliki tipe vegetasi dominan disebut dengan bioma. Bioma adalah ekositem darat yang khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis vegetasi yang dominan pada wilayah tersebut. Jenis-jenis bioma dipengaruhi oleh keadaan iklim, curah hujan, intensitas cahaya matahari, kelembapan, dan posisi lintang ekosistem tersebut.

a.    Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis memiliki ketinggian yang rendah dari permukaan laut. Letak hutan hujan tropis berada di sepanjang garis Khatulistiwa sehingga hutan hujan tropis memiliki ciri lingkunan, yaitu intensitas cahaya mataharinya tinggi, lama waktu siangnya kurang lebih sama dengan malamnya dan intensitas curah hujannya tinggi, yaitu berkisar antara 220-225 cm pertahun.

Spesies yang beragam hidup di hutan hujan tropis . pada bioma ini, peneliti menemukan bahwa pada wilayah dengan ukuran 10 m x 100 m saja bisa terdapat hingga 200 spesies tumbuhan yang berbeda. Hutan hujan tropis juga memiliki ukuran dan bentuk tumbuhan yang beragam. Bagian kanopi, yaitu lapisan teratas pohon, dipenuhi oleh tumbuhan tumbuhan merambat, epifit, semak, dan tumbuhan herba lainnya. Hewan yang terdapat pada bioma hutan hujan tropis ini juga beragam. Gagak, kelelawar, ular, katak, dan monyet adalah contoh hewan yang ada di hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki komposisi serangga yang paling beragam dibandingkan bioma lainnya. Bahkan satu pohon di hutan hujan tropis dapat dihuni oleh ribuan spesies serangga.

 Gambar 1.23 Ukuran dan bentuk tumbuhan di hutan tropis sangat beragam

b.    Padang Rumput

Padang rumput bisa juga disebut dengan stepa atau prairie. Intensitas curah hujan di padang rumput berada pada tingkat sedang, yaitu sekitar 50 sampai 76 cm per tahun. Kondisi padang rumput yang kering umumnya tidak mendukung pertumbuhan pepohonan. Vegetasi padang rumput antara lain rumput-rumputan dan semak. Hewan yang hidup di padang rumput antara lain bison, antelop, serigala, elang, burung hantu, gajah, dan badak.

Produktivitas padang ruimput relatif lebih rendah disbanding dengan hutan hujan tropis, tetapi tanah di padang rumput pada umumnya sangat subur. Intensitas curah hujan yang rendah menyebabkan nutrisi di tanah tidak tercuci atau terlarut bersama air hujan. Tanah padang rumput kaya akan nutrisi sehingga sesuia untuk dijadikan lahan pertanian berbagai produk pangan, seperti gandum dan jagung.
Gambar 1.24 Vegetasi utama di padang rumput adalah rumput dan semak-semak.
c. Gurun
   
Gurun merupakan wilayah dengan intensitas curah hujan yang sangat rendah. Akibatnya intensitas curah hujan yang rendah hanya sekitar 15 cn per tahun, gurun merupakan bioma yang  kering. Kurangnya air dui gurun tidak mendung terjadinya proses fotosintesis tumbuhan. Sebagai akibatnya produktivitas di gurun demikian rendah dibanding bioma lainnya, misalnya hujan hutan tropis.
Vegetasi gurun teradaptasi dengan baik akan kondisi lingkungannya yang kering. Ciri vegerasi gurun yaitu tumbuh dan berkembang dengan pesat ketika air tersedia, misalnya setelah adanya hujan dan tumbuh dengan letak yang saling berjauhan. Dalam menghadapi kekeringan beberapa vegetasi gurun bahkan tetap dengan periode dormansinya, yaitu biji. Biji akan berkecambah dan tumbuh hanya ketika terjadi hujan.
Gambar 1.25 Gurun merupakan wilayah kering dengan intensitas curah hujan yang rendah.


Kaktus merupakan contoh vegetasi  gurun (gambar 1.26) kaktus merupakan tumbuhan xerefit yaitu tumbuhan yanh mempu hidup pada lingkungan dengan sedikit air. Kaktus memiliki daun berukuran kecil dan batang yang dapat menyinmpan air. Kemampuan kaktus untuk menyimpan air dan bertahan hidup pada kondisi  yang kering menyebabkan kaktus termasuk tumbuhan sukulen. Hewan yang ada di gurun antara lain ular, tikus unta dan berbagai jenis amfibi.

d. Hutan gugur temperata
Intensitas curah hujan di hutan gurun lebih rendah dibandingkan hutan hujan tropis, yaitu sekitar 75-150 cm  per tahun. Hutan gugur berada pada wilayah yang mengalami empat musim, yaitu musin dingin, musin semi, musim panas dan musim gugur. Keragaman spesies pada hutan gugur berada pada tingkat sedang dan kebanyakan hutan gugur memiliki spesies yang kurang beragam jika  dibandingkan dengan hutan hujan tropis.
Tumbuhan yang di hutan gugur memiliki cirri yaitu berdaun lebar seperti tumbuhan memple (Acer Campestre), sycamore (Acer pseudoplatanus), oak Quercus sp.), elm (Ulmus sp), ash (Fraxinus sp), dan beech (Fagus sp). Hewan-hewan yang hidup di hutan gugur antara lain rusa, beruang, tupai srigala, kucing hutan dan beberapa jenis burung seperti elang, burung  hantu dan kalkun.  Tumbuhan di hutan gugur mengalami periode dormansi di kala musim dingin. Periode dormansi ditandai dengan gugurnya daun-daun yang merupakan bentuk adaptasi tumbuhan di hutan gugur dalam menghadapi mudim dingin. Daun kemudian bersemi kembali menjelang musim panas.
Adaptasi juga dilakukan beberapa jenis  hewan ketika musim dingin. Tupai misalnya akan mengalami hibermasi sepanjang musim dingin. Hibernasi adalah periode dormansi pada hewan. Ketika berhibernasi, hewan seakan-akan sedang tidur. Hewan yang berhibernansi akan mnurunkan suhu tubuhnya dan melambatkan detak jantung dan pernapasannya sehingga metabolism tubuhnya manjasi melambat. Metabolisme yang lambat ini membuat hewan dapat menyimpan energy untuk melewatio musim dingin dimana makanan tidak banyak tersedia.

e. Taiga
Taiga atau hutan konifer  mempunyai cirri khas yaitu mengalami musim dingin yang sangat dingin  lantai hujan tertutupi es akibat turunnya salju. Suhu yang dingin di hutan conifer menyebabkan penguapan air  menjadi sangat jarang sehingga lingkungan menjadi demikian lembab dan sesuai untuk pertumbuhan pepohonan. Intensitas curah hujan di taiga berkisar  antara 25 hingga 100 cm per tahun.
Di Taiga didominasi oleh tumbuhan conifer yang mampu bertahan terhadap suhu yang demikian dingin. Ciri tumbuhan conifer antara lain daunnya berbentuk jarum dan bersemi sepanjang tahun. Pepohonan di hutan conifer tidak gugur disaat musim gugur sebagaimana dihutan gugur. Jenis tumbuhan yang ada di Taiga antara lain spruce, pinur, fir dan alder. Produksi kayu dunia terutama berasal dari hutan conifer. Hewan-hewan yang ada di hutan conifer antara lain moose, beruang hitam dan ayam hutan.

F. Tundra
Bioma yang terletak disekitar  kutub utara dinamai tundra. Bioma ini memliki suhu  rata-rata dibawah titik beku dengan intensitas curah hujan yang rendah. Tundra berarti daratan tanpa pohon. Pepohonan tidak tumbuh di bioma tundra. Tundra disebut juga sebagai padang lumut karena vegetasi utamanya terdiri dari lumut, lumut kerak (lichen sp), dan rumput-rumputan
Karakteristik tundra yaitu :
•    Suhu dingin yang ekstrim
•    Keraguan spesiesnya rendah
•    Struktur vegetasinya sederhana
•    Musim tumbuh dan berkembang biak pendek

Tundra dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu tundra arti dan tundra alpine. Tundra arti terletak di kutub uatara dengan kondisi lingkungan menyerupai gurun, tetapi gurun dengan  suhu lingkungan yang dingin. Hewan-hewan yang ada pada tundra artik antara kain srigala,  rubah, beruang kutup, tupai, serta berbagai jenis burung dan serangg. Tundra alpine terletak  di ketinggian gunung dimana pepohonan tidak dapat tumbuh. Hewan-hewan yang ada pada tundra alpino antara lain marmot, kambing gunung, domba, dan bebagai jenis burung.
2. Ekosistem akuatik
    Keragaman ekosistem akuatik juga dipengaruhi oleh factor abiotik sebagaimana keragaman ekosistem daratan. Namun tidak seperti ekosistem daratan, ekosistem akuatik tidak terlalu dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan curah hujan. Kedalaman dan arus air pada ekosistem akuatik yang memberikan peran penting dalam keragaman ekosistem akuatik.
    
    Kedalaman perairan menentukan sejaun mana cahaya natahari dapat berpenetrasi kedalam perairan. Semakin dalam perairan, maka cahaya tidak bias masuk hingga ke dasr perairan. Cahaya metahari dibutuhkan oleh organism  fotosintetik untuk proses pengolahan makanan. Perairan yang memiliki arus deras juga akan memberikan pengaruh yang berbeda dengan pengairan yang memiliki arus sedang atau tenang. Organisme akuatik yang hidup di perairan deras tentu akan berbeda dengan yang ada di perairan tenang.
    
       Apa saja jenis ekosistem akuatik? Secara garis besar, ekosistem akuatik dapat dibedakan menjadi ekosistem air tawar dan ekosistem laut.

a.    Ekosistem air tawar
Ekosistem air tawar dapat digolongkan menjadi danau, lahan basah dan sungai
Danau
Danau-danau besar menampung sejumlah besar air tawar permukaan. Danau besar di Amerika utara  atau yang biasa  disebut dengan the great lakes menamppung 24.620 km3 air atau sekitar 20% total air tawar permukaan.

Struktur danau pada umumnya mirip dengan struktur laut. Bagian danau yang dangkal disebut dengan zona litoral. Pada zona ini, tumbuhan air masih dapat tumbuh di dasar danau. Bagian danau yang terbuka disebut dengan zona limnetik. Selain dibagi secara horizaontal, struktur danaii juga dibagi secara vertical menjadi zona fotik dan afotik. Cahaya metahari masih bisa berpenetrasi pada zona fotik. Sebaliknya pada zona afotik, cahaya matahari sudak tidak bisa berpenetrasi.
Organisme di danau antara lain tumbuhan air dan ganggang yang bertindak sebagai organisme fotosintetik. Selain itu, di danau juga terdapat  Zooplankton, berbagai jenis cacing, kerang, seranggga dan ikan

Lahan basah
Lahan basah  disebut juga wet land, adalah suatu daerah yang digenangi opleh air sehingga kondisinya menyokong untuk kehidupan berbagai jenis organism akuatik. Lahan basah bisa dibedakan menjadi rawa (Marh), rawa lumpur (swamp) dan tanah gambut (bogi). Lihat gambar 1.31 rawa memiliki  cirri yaitu : tidak terdapat banyk pohon, aiarnya mengalir dengan kecepatan sedang, dan berhubung  dengan danau atau aliran sungai. Rawa memiliki ciri yang didominasi oleh pohon dan semak-semak. Lahan gambut memiliki ciri yaitu, airnya hampir tidak mengalir sama sekali, pH air asam dan miskin oksigen serta nitrogen

Sungai
Sungai  adalah badan air yang bergerak terus menerus menuju satu arah. Struktur sungai bervariasi di sepanjang alirannya. Di bagian hulu, sungai cenderung sempit dan  berarus deras serta airnya terasa dingin.
Sungai kemudian akan melebur dan arusnya melambat ketika di bagian hilir. Air sungai di bagi hilir pun terasa lebih hangat dibandingkan dengan di bagian hulu sungai. Lihat gambar 1.32
    
Organisme  fotosintetik jarang ditemukan pada sungai-sungai di bagian hulu. Materi oranik yang ada di sungai bagian hulu berasal dari bagian daun dan ranting dari tumbuhan yang ada di sisi sungai. Walaupun kandungan materi organiknya rendah, kadar  oksigen di hulu sungai tinggi. Semakin menuju ke hilir, sungai akan semakin melebar dan arusnya semakin tenang. Dan kondisi arus sungai yang tenang lebih sesuai untuk pertumbuhan ganggang dan pertumbuhan air. Oleh karenanya sungai di bagian hilir lebih tinggi kandungan materi organiknya. Namun, arus sungai yang tenang membuat kadar oksigen menjadi rendah. Ketika sungai bertemu lautan, maka akan terbentuk estuary. Pada estuary air tawar akan bercampur dengan air asin.

b.    Ekosistem laut
Ekosistem laut dapat dibagi menjadi beberapa zona yaitu zona intertidal atau zona pasang surut, zona neritik atau zona laut dangkal, dan zona pelagic atau zona laut terbuka. Berdasarkan ada atau tidak adanya penetrasi cahaya, ekosistem  laut dapat dibagi menjadi zona fotik, zona bentik, dan zona afotik. Zona afotik adalah area permukaan laut yang masih menerima cahaya matahari dalam jumlah yang cukup untuk proses fotosintesis organismenya. Zona bentik adalah area dasar  laut. Zona afotik adalah area pertengahan antara permukaan dengan dasar laut yang tidak menerima masukan cahaya matahari yang cukup untuk fotosintesis organismenya.
Lihat gambar 1.33.

Zona internidal
    Area pasang dann surut air4 laut di sepanjang garisw pantai disebut dengan zona intertidal. Pada saat pasang zona intertidal akan tertutupi  oleh air laut, sedangkan pada saat surut, zona akan kering dan terpapar oleh udara terbuka Pada zona ini, cahaya matahari bias masuk hingga ke dasar  perairan sehingga produktivitas  orgtanisme fotosintetik di zona ini juga tinggi. Kadungan nutrisi dan zona intertidal cenderung tinggi karena masukan nujtrisi dari estuary dan sungai.
    Zona intertidak dapat  berupa pantai berpasir, berbatu atau berlumpur. Organisme yang hidup di zona intertidal harus mempu bertahan dan arus laut  ketika periode pasang dan kekeringan ketika periode surut. Beberapa organism beradaptasi dengan baik terhadp kekeringan ketika periode surut, tetapi ada juga organism yang memilih untuk masuk ke dalam lubang selama periode surut, misalnya kepiting ( molecrab) Organisme yang ada di zona intertidal ini antara lain rumput lat, abalone, anemone, kepiting, gangang hijau, kerang, timun lut dan bintang laut.

Zona neritik
    Zona neritik berada diantara zona intertidal dan zona pelagic. Kedalaman rata-rata zona laut dangkal ini adalah sekitar 200 m. Dasar laut zona di zona neritik cenderung melandai dibandingkan dengan zona pelagic. Pada umumnya suhu dan selintas air laut di zona neritik relative stabil. Proses fotosintesia berlangsung di zona neritik karena cahaya matahari bias menembus hingga ke dasar laut.


Di wilayah tropis, zona neritik biasanya dihuni oleh terumbu karang. Suhu air yang hangat serta adanya cahaya matahari menjadikan wilayah tropis sebagai habitat yang baik untuk terumbu karang. Karagaman organism terumbu karang  demikian tinggi. Terumbu karang menjadi rumah bagi ikan karang seperti parothfish, angelish,  butterfyfish. Lebih dari 4000 spesies ikan menhuni terumbu karang. Selain ikan, porganisme yang menghuni terumbu karang anatar lain Spons, Cnidaria, cacing, udang-udangan, moluska, bintang laut bulu babi dan ular laut.

Zona pelagic
    Kedalaman rata-rata zona pelagic adalah 4.000 m. Sekitar 75% air laut berada pada zona ini. Zona pelagic merupakan zona yang peling tidak produktif dibandingkan zona intertidal dan zona neritik. Walaupun cahaya matahari melimpah di zona fotik tetapi kandungan nutrisi dizona pelagic rendak. Zona afotik di laut terbuka juga memiliki produktifitas yang rendah. Ketiadaan cahaya matahari berarti tidak ada proses fotosintesis yang menydiakan energy bagi banyak organism. Jika terumbu karang di zona neritik diibaratkan sebagai hutan hujan tropism aka zona pelagic bagaikan bioma gurun.
    Organisme di zona afotik laut terbuka umumnya bergantung pada sampah organic yang tengelam dari zona fotik. Sampah organic ini digunakan sebagai sumber materi organic bagi organisme di zona afotik. Organisme di zona afotik laut terbuka hidup dengan cara menyaring makanan, menyaring bangkai, atau memangsa organisme lainnya. Banyak invertebrate di laut terbuka yang mempunyai ukuran tubuh raksasa, contohnya cumi-cumi raksasa yang mempunyai panjang hingga mencapai 18 m. Ikan yang hidup di laut yang lebih dalam beradaptasi dengan baik akan ketiadaan cahaya dan jarangnya makanan. Ikan di laut dalam akan makan sebanyak mungkin ketika makanan tersedia

3.    Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem ini tidak terbentuk secara alami, tetapi dibuat oleh manusia untuk diambil manfaatnya. Contoh ekosistem buatan adalah sawah, waduk, tambak, perkebunan kopi, dan hutan tanaman produksi, seperti jati dan karet.

1.    Apa jenis bioma yang ada di Pulau Kalimantan?
2.    Jelaskanlah perbedaan antara bioma taiga dengan tundra.
3.    Jelaskanlah zonasi yang ada di ekosistem danau. Bandingkanlah dengan zonasi yang ada di ekosistem taut.
4.    Jelaskanlah perbedaan antara zona intertidal, zona neritik, dan zona pelagik pada ekosistem taut.
5.    Sebutkan berbagai ekosistem buatan di lingkungan sekitarmu.
Sumber:www.wikipedia.org
Ikan yang hidup di taut dalam beradaptasi dengan baik akan ketiadaan cahaya.

• Ekosistem adalah sistem alam yang dibentuk dari interaksi antarmakhluk hidup dan interaksi antara makhluk hidup dengan faktor lingkungannya pada suatu kawasan tertentu.
• Ilmu yang mempelajari mengenai ekosistem adatah ekologi.
• Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu.

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antarmakhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

•  Komponen yang menyusun ekosistem, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.
•  Komponen biotik adatah makhluk hidup dalam lingkungan.
•  Setiap makhluk hidup mempunyai habitat. Habitat adalah tempat tinggal makhluk hidup.
• Populasi adatah sekumpulan makhluk hidup yang berjenis sama dan menempati suatu' kawasan tertentu.
•    Komunitas adatah interaksi antarpopulasi pada suatu area.
• Komponen abiotik adatah faktor lingkungan dalam ekosistem. Komponen abiotik antara lain cahaya, udara, air, batu dan tanah, suhu, dan topografi.
• Interaksi dalam ekosistem terjadi antarkomponen biotik dan antara komponen biotik dengan komponen abiotik.
• Jenis interaksi antarkomponen biotik antara lain mutualisme, komensalisme, aletopati, predasi, kompetisi, dan parasitisme.
• Mutualisme dapat dibagi menjadi mutualisme fakultatif dan mutualisme obtigatif. Kompetisi dapat dibagi menjadi kompetisi intraspesifik dan kompetisi interspesifik.
• Interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik terjadi karena organisme membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai untuk bertahan hidup.
• Kemampuan hidup organisme pada kondisi lingkungan tertentu disebut dengan rentang toleransi.
• Setiap spesies dalam ekosistem mempunyai batas toleransi, yaitu batas minimum dan maksimum kondisi fisik dan kimia lingkungan untuk bertahan hidup.
• Ekosistem dapat dibagi menjadi ekosistem darat dan ekosistem akuatik.
• Ekosistem darat dalam skata tuas yang memiliki ripe vegetasi dominan disebut dengan bioma.
• Macam-macam bioma, yaitu hutan hujan tropic, padang rumput, gurun, hutan gugur temperata, taiga, dan tundra.
•    Ekosistem akuatik dapat dibagi menjadi ekosistem air tawar dan ekosistem taut.
•    Ekosistern air tawar dapat digolongkan menjadi danau, tahan basah, dan sungai.
•    Struktur danau secara horizontal dapat dibagi menjadi zona Litoral dan zona limnetik. Struktur danau secara vertikal dapat dibagi menjadi zona fotik dan zona afotik.
•    Lahan basah dapat digolongkan menjadi rawa (marsh), rawa Lumpur (swamp), dan tanah gambut (bog).
•    Ekosistem taut dapat dibagi menjadi beberapa zona, yaitu zona intertidal atau zona padang surut, zona neritik atau zona taut dangkal, dan zona pelagik atau zona taut terbuka.
•    Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Contoh ekosistem buatan, yaitu sawah, waduk, tambak, perkebunan kopi, dan hutan tanaman produksi, seperti jati dan karet.
















No comments:

Post a Comment