Gambar ini diambil dari
buku Galileo berjudul Dialogue
Concerning the Two Chief World Systems,
yang diterbitkan pada 1632. Dialognya mengenai perdebatan antara penganut
pandangan Bumi berada pada pusat alam semesta (diwakili Aristoteles dan Ptolomeus,
pada gambar sebelah kiri), dan penganut pandangan Bumi beredar mengitari
matahari (seperti Copernicus, pada gambar sebelah kanan dan Galileo sendiri).
Galileo memang telah dilarang oleh pihak Gereja untuk mengajarkan pandangan
yang menimbulkan “sengketa” ini, namun dengan mengetengahkan kedua pokok
permasalahan ini lewat bukunya, ia mencoba mengelakkan larangan Gereja padanya
(yang ternyata tidak berhasil). Galileo berharap bahwa dari bukti-bukti yang
dikemukakannya, para pembacanya akan dapat menarik kesimpulan sendiri.
Berdasarkan alasan ini, Galileo seringkali dipandang sebagai Bapak ilmu modern.
Semua cabang ilmu pengetahuan dibangun berdasarkan hasil karya sebelumnya, dan fisika modern pun tak terkecualikan, tunduk pada asas ini. Karya sebelumnya dalam kasus kita adalah fisika klasik, dan karena itu, sebelum kita mulai mempelajari fisika modern, kita akan meninjau ulang terlebih dahulu tentang beberapa asas fisika klasik yang dibutuhkan.
1.1 Tinjauan Ulang Fisika Klasik
Meskipun kita jumpai banyak bidang yang menunjukkan bahwa konsep fisika modern sangat berbeda dari fisika klasik, kita akan seringkali merasa perlu untuk merujuk kembali konsep fisika klasik. Untuk mengenali hal-hal mendasar fisika klasik yang penting dan untuk mendefinisikan notasi yang akan kita pakai, berikut disajikan suatu tinjauan ulang ringkas mengenai beberapa konsep fisika klasik yang kelak akan kita butuhkan.
Mekanika Sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kecepatan v memiliki energi kinetik yang didefinisikan oleh
1
PENDAHULUAN
Pada
akhir abad kesembilan belas, sebagian besar hal yang hendak diketahui tentang
fisika tampaknya telah tuntas dipelajari. Dinamika Newton telah berulang kali
mengalami pengujian ketat, dan keberhasilannya membuat ia diterima sebagai
kerangka nalar dasar bagi pemahaman yang mendalam dan taat asas tentang
perilaku alam. Keelektikan dan kemagnetan telah berhasil dipadukan lewat karya
teoretik Maxwell, dan begitu pula gelombang elektromagnet, yang diramalkan
kehadirannya oleh persamaan Maxwell, telah berhasil diamati dan diselidiki
sifat-sifatnya lewat berbagai percobaanyang dilakukan Hertz. Hukum-hukum
termodinamika dan teori kinetik telah pula memperlihatkan keberhasilannya,
terutama dalam memberi penjelasan terpadu tentang berbagai ragam gejala alam.
Lebih umum lagi, Revolusi Industri telah melahirkan tingkat kecanggihan
teknologi yang bakal berdampak besar pada kehidupan dan tingkat kehidupan umat
manusia di mana pun. Setelah periode perluasan perekonomian dan peta bumi,
Amerika Serikat mulai menonjolkan perannya sebagai kekuatan dunia. Di Eropa,
sejumlah kerajaan yang kuat berhasil menciptakan suasana mantap sehingga
industrialisasi berpeluang maju dengan cepat. Namun demikian, dalam suasana
yang tampaknya mantap dan menjajikan harapan ini, terpendam dendam
ketidakpuasan yang beberapa tahun kemudian menyeret dunia ke kancah peperangan
yang kejam, Perang Dunia I. Begitu pula, semakin meningkatnya militerisme,
sebagai kekuatan nasionalisme serta revolusi politik, dan penghimpunan kekuatan
Marxisme turut serta menumbangkan tatanan yang telah tercipta ini. Seni murni
pun telah berada di pertengahan persimpangannya yang revolusioner, sedangkan
berbagai gagasan baru mulai menguasai bidang seni lukis, patung, dan musik.
Bahkan pemahaman terhadap aspek-aspek yang paling mendasar pada perilaku
manusia juga menjadi sasaran perubahan kritis dan serius oleh para ilmuwan
psikologi penganut pandangan Freud. Dalam dunia fisika, juga terpendam
ketidakpuasan yang segera menimbulkan sejumlah perubahan revolusioner dalam
alam pandangan fisikawan yang tampaknya telah mapan itu. Beberapa percobaan
baru memberikan hasil pengamatan yang tidak dapat dijelaskan dengan teori-teori
mekanika, elektromagnet, dan termodinamika. Meskipun sifat-sifat gelombang
elektromagnet (Maxwell dan Hertz) telah dipahami dengan baik, percobaan untuk
mempelajari sifat zat perantara yang menjalarkan gelombang ini tidak memberi
hasil yang diharapkan. Percobaan untuk mempelajari pemancaran gelombang
elektromagnet oleh benda panas yang berpijar memberikan hasil pengamatan yang
tidak dapat dipahami dengan menggunakan teori-teori klasik.
Percobaan yang tidak seberapa banyaknya
ini mungkin tampaknya tidaklah berarti, terutama ila dibandingkan dengan begitu banyaknya
percobaan dalam abad kesembilan belas yang tercatat berhasil dan dapat
dipahami. Namun demikian, semua percobaan itu bakal mempunyai pengaruh besar dan
abadi, tidak hanya pada alam fisika, tetapi juga pada semua cabang ilmu
pengetahuan, struktur politik dunia, serta pada cara memandang diri dan tempat
kita dalam alam semesta ini. Ternyata hanya dalam jangka waktu dua dasawarsa
yang singkat, hasil berbagai percobaan ini menuntun para fisikawan kepada
perumusan teori relativitas khusus dan teori kuantum. Segera setelah gagasan
revolusioner yang dikemukakan kedua teori ini diterima berkembanglah bidang
studi fisika atom, inti (nuklir), dan zat padat. Ini diikuti dengan penerapan
penelitian dalam ketiga bidang tadi yang hasilnya berdampak sangat besar dalam
kehidupan sehari-hari kita dewasa ini.
Fisika
modern biasanya dikaitkan dengan berbagai
perkembangan yang dimulai dengan teori relativitas dan kuantum. Bidang studi
ini menyangkut penerapan kedua teori baru tersebut untuk memahami sifat atom,
inti atom serta berbagai partikel penyusunnya, kelompok atom dalam berbagai dan
zat padat, juga pada skala kosmik (jagad raya), tentang asal mula dan evolusi
alam semesta. Bahasan kita tentang fisika modern dalam buku ajar ini akan
menyentuh semua bidang studi yang disebutkan tadi. Kita akan mengawali bahasan
kita dengan teori relativitas, dengan
mempelajari andaian-andaiannya, implikasinya, dan berbagai bukti percobaan yang
mendukungnya. Setelah meninjau ulang percobaan yang mengisyaratkan kekurangan
konsep fisika klasik tentang partikel dan gelombang, kita akan membahas
keberhasilan teori kuantum, atau yang
sering dikenal dengan nama mekanika gelombang, dalam menanggulangi kegagalan
ini. Oleh karena itu, perkenalan terhadap berbagai teknik dan penerapan
mekanika gelombang ini tidak akan kita bahas secara terlalu mendalam. Bagian
sisa dari buku ajar ini ditujukan untuk membicarakan berbagai penerapan
asas-asas ini; pertama, untuk mempelajari struktur dan sifat atom, inti atom
dan partikel elementer. Kemudian akan kita perlihatkan bahwa ternyata asas yang
sama dapat diterapkan pula untuk mempelajari berbagai kelompok atom, baik bagi
yang sedikit jumlahnya dalam molekul maupun yang banyak jumlahnya dalam zat padat.
Pada bagian akhir buku ajar ini, kita akan mengalihkan perhatian dari alam
mikroskopik ke alam kosmik dan membahas penerapan fisika modern untuk memahami
beberapa persoalan astrofisika dan kosmologi.
Dalam mempelajari buku ajar ini perlu anda camkan bahwa
uraian yang terinci tentang fisika modern ditulis dalam abad ini, dan bahwa sebagian besar penelitian dalam bidang ini diperoleh selama masa hidup kita sekarang. Ini berarti bahwa fisika modern belumlah lengkap dan bahkan akan terus berkembang. Kebanyakan teori yang merupakan sebagian dari kegiatan studi fisika modern masih pada tingkat penghampiran (meskipun kadang-kadang sangat baik). Sering kali kita dapati bahwa setiap kali kita melihat lebih mendalam atau memperhalus teknik pengamatan, kita mempelajari sesuatu yang baru dan dipaksa memperbaiki ulang teori-teori kita untuk dapat menerangkan bagaimana penemuan baru. Akibatnya fisika modern tampak seolah-olah mengambil rupa dan struktur seperti sambungan potongan-potongan kecil kain, dengan penjelasan yang berbeda bagi tiap peristiwa yang kita pelajari. Namun dibalik semuanya itu, terdapat mekanika gelombang yang merangkul semua teori yang tampak beragam itu, dan membentuk dasar pembangunannya.Semua cabang ilmu pengetahuan dibangun berdasarkan hasil karya sebelumnya, dan fisika modern pun tak terkecualikan, tunduk pada asas ini. Karya sebelumnya dalam kasus kita adalah fisika klasik, dan karena itu, sebelum kita mulai mempelajari fisika modern, kita akan meninjau ulang terlebih dahulu tentang beberapa asas fisika klasik yang dibutuhkan.
1.1 Tinjauan Ulang Fisika Klasik
Meskipun kita jumpai banyak bidang yang menunjukkan bahwa konsep fisika modern sangat berbeda dari fisika klasik, kita akan seringkali merasa perlu untuk merujuk kembali konsep fisika klasik. Untuk mengenali hal-hal mendasar fisika klasik yang penting dan untuk mendefinisikan notasi yang akan kita pakai, berikut disajikan suatu tinjauan ulang ringkas mengenai beberapa konsep fisika klasik yang kelak akan kita butuhkan.
Mekanika Sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kecepatan v memiliki energi kinetik yang didefinisikan oleh
No comments:
Post a Comment